Jumat, 13 Juni 2014

Manusia dan Keadilan : Kasus Seorang Gadis dan Ibu Hamil di Commuter Line

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. Jhon Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: “Kita tidak hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.

Merdeka.com - Sejak pagi jejaring sosial heboh, ada remaja perempuan mencurahkan kebenciannya kepada wanita hamil yang meminta duduk saat naik kereta api dalam media sosial Path. Wanita tersebut keberatan memberikan duduk karena dirinya sudah berangkat pagi demi mendapatkan kursi tersebut.





"Benci sama ibu-ibu hamil yang tiba-tiba minta duduk. Ya gue tahu lw hamil tapi plis dong berangkat pagi. Ke stasiun yang jauh sekalian biar dapat duduk, gue aja enggak hamil bela-belain berangkat pagi demi dapat tempat duduk. Dasar emang enggak mau susah.. ckckck.. nyusahin orang. kalau enggak mau susah enggak usah kerja bu di rumah saja. mentang-mentang hamil maunya dingertiin terus. Tapi sendirinya enggak mau usaha.. cape dehh," tulis wanita itu yang bertagar #notetomyselfjgnnyusahinorg!!

Ketika status keluhan wanita itu dicapture, sudah ada enam komentar dan satu akun Path yang memberikan emoticon sedih serta dilihat oleh 29 temannya. Di gambar tersebut, dua temannya berkomentar mendukung si pembuat status.

"Iya ka, aku sering kaya gitu waktu kerja di Kota. Bodo deh mau dicerewetin ibu-ibu lain. Emang dia doang yang mau dingertiin. Grrrgh," tulus akun Path bernama Febrina.

Atas masalah tersebut, Sosiolog dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar menuturkan, remaja yang seperti itu masuk kategori masyarakat individualistik.

"Remaja itu termasuk orang yang tak peduli orang lain dan hanya mementingkan dirinya, itu tak seusai kultur indonesia. Kemungkinan besar pergaulan atau bahkan keluarganya bermasalah," ujar Musni saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (16/4).

Menurut Musni, remaja tersebut mengalami dekadensi moral atau kemunduran atau kemerosotan moral. Musni menuturkan perkembangan remaja sekarang melahirkan pragmatisme dan mematikan empati.

"Istilah remaja yang bersikap alay atau berlebihan seharusnya tak dibiarkan, karena makin memperburuk remaja kita. Contohnya, remaja wanita mencurahkan isi hatinya atau masalah keluarganya, nah ini bisa dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Maka tak heran tak sedikit kasus remaja wanita diperkosa, diculik bahkan dibunuh teman facebooknya," jelas dia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Merasa prihatin kasus Dinda, seorang pengguna setia jasa Kereta Rel Listrik (KRL) bernama Diti Darmalisa (32) mengusulkan agar PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menambah satu gerbong khusus untuk ibu hamil,lanjut usia (lansia) maupun difabel atau kalangan prioritas.





Wanita yang akrab disapa Lisa ini mengatakan, mengemukanya kasus Dinda merupakan kisah nyata yang terjadi di lapangan. “Selama dua tahun terakhir saya setiap hari naik KRL dari stasiun Tanjung Barat Jakarta Selatan ke Tanah Abang Pulang Pergi (PP). Memang lansia dan ibu hamil bernasib ngenes karena harus berdiri dan berdesak-desakan didalam gerbong,” ujarnya kepada Republika, Jumat (18/4) malam.

Dia menjelaskan, kondisi KRL setiap hari, terutama saat jam kerja memang selalu penuh penumpang. Jika berangkat lewat dari pukul 05.00 WIB, kata Lisa, bisa dipastikan penumpang tidak akan bisa masuk ke gerbong KRL. Karena penuh, berdesak-desakan maka orang-orang menduduki kursi-kursi yang seharusnya untuk ibu hamil, lansia, dan orang cacat (prioritas). Akibatnya, mereka yang seharusnya mendapatkan hak untuk duduk di kursi-kursi tersebut terpaksa berdiri.

“Padahal kasihan banget karena ibu-ibu hamil yang perutnya harus tergencet ketika berdiri di KRL, dan ada nenek-nenek yang harus berdiri. Itu sudah makanan sehari-hari,” katanya.

Memang, dia melanjutkan, ada bapak-bapak yang terkadang mau memberikan tempat duduknya untuk mereka. Namun tak jarang juga bapak-bapak itu memilih tidak peduli. Tak hanya itu, ia juga melihat seringkali anak-anak muda yang telah mendapatkan tempat duduk di KRL memilih cuek dan memasang earphone jika ada ibu hamil atau lansia. Bahkan ironisnya ada pula yang memilih pura-pura tidur.

“Artinya kasus Dinda itu sering terjadi karena saya naik kereta setiap hari. Saya prihatin karena anak-anak muda jaman sekarang itu kurang berempati terhadap ibu hamil, lansia, dan difabel,” ujarnya.

Ia memberi masukan, untuk mengatasi masalah itu, ia memberi masukan supaya PT KCJ menambah satu gerbong khusus untuk lansia, ibu hamil, dan orang cacat. Jadi, gerbong khusus wanita memang hanya untuk wanita dan gerbong umum untuk laki-laki atau campur. Sementara gerbong khusus itu diisi ibu hamil, orang disabilitas, dan lansia.

“Daripada ibu hamil dan nenek-nenek menjadi korban kalau tetap bercampur di gerbong umum maupun gerbong wanita, lebih baik sediakanlah satu gerbong khusus yang bisa memuat berapa ratus orang,” ujarnya.

Seperti diketahui, sejak Rabu (16/4) pagi jejaring sosial Path, twitter, facebook heboh mengecam akun Path seorang remaja perempuan bernama Dinda. Ini karena Dinda mencurahkan kebenciannya kepada wanita hamil yang meminta duduk saat naik KRL. Dinda keberatan memberikan tempat duduknya karena dirinya sudah berangkat pagi demi mendapatkan kursi tersebut.

Analisa.

  • Keadilan Legal atau Keadilan Moral


Pada kasus diatas adalah kasus tentang kurangnya moral terhadap anak muda pada jaman sekarang. Di KRL Commuter yang kondisinya penuh sekali dan berdesak-desakan, untuk ibu yang sedang hamil tentunya kurang nyaman dan membahayakan janin di dalam rahimnya. Lalu ibu hamil tersebut minta duduk dikursi pada seorang gadis. Hal tersebut tidak dìsukai anak gadis tersebut sehingga ia meluapkan emosinya pada media sosial. Yang pada umumnya dilihat oleh masyarakat.

  • Keadilan Distributif


Anak gadis itu memang tahu benar gimana kondisi KRL pada jam-jam kerja yang penuh dan berdesak-desakan, sehingga ia berusaha bangun pagi dan untuk mendapat tempat duduk. Menurut dia itu tidak adil untuknya dia sudah berusaha tapi ada wanita hamil kemudian dia harus memberikan tempat duduknya tanpa ibu hamil tersebut tidak berusaha bangun pagi dan pergi ke stasiun yang memungkinkan ia mendapat duduk.

  • Kejujuran


Memang gadis ini jujur meluapkan kekesalannya tapi tidak pada tempatnya, yaitu media sosial yang orang lain bisa mengakses. Ya seharusnya kalau manusia punya moral tentunya melihat seorang ibu yang sedang hamil ya seharusnya kita utama kan. Bagaimana kalau hal tersebut terjadi kepadanya.

  • Kecurangan


Hal ini terjadi kecurangan karena fasilitas yang telah tersedia contohnya kursi prioritas untuk ibu hamil, orang lansia, dan anak-anak masih di pakai oleh orang-orang yang tidak semestinya duduk di tempat prioritas.

  • Pembalasan


Pada akhirnya hasil ungkapan emosi si gadis di media sosial mendapatkan sanksi sosial.

Kesimpulan.

Kasus ini dapat menjadi contoh dan pembelajaran kita. Pendidikan moral memang harus selalu ada, untuk mengajarkan rasa empati, sopan santun dan kita manusia tidak dapat hidup sendiri karena kita mahluk sosial.

Media sosial perlu kita ingat ada hal negatif dan positif yang akan ditimbulkan. Tentunya kita harus benar-benar memikirkan mana hal yang penting di publikasikan atau tidak, karena pada hakikatnya media sosial adalah media yang bisa diskses oleh siapapun seiring dengan kemajuan teknologi.

Hal ini juga menjadi peringatan untuk pengelola alat-alat transportasi, yang dimana harus memberikan kenyamanan, keamanan dan kemudahan bagi pengguna fasilitas-fasilitas umum.

Sumber :

http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/04/18/n48grf-prihatin-kasus-dinda-pengguna-krl-usul-gerbong-khusus-ibu-hamil

http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2014/04/16/352335/250x125/abg-tak-kenal-empati-ke-ibu-hamil-dikecam-di-media-sosial.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar