Demi Obat Penenang Satu Persatu
Bagian Tubuhku Kupotong
Dunia
Kevin Kubik serasa runtuh hancur berkeping-keping saat suatu hari di depan
matanya ia melihat ayahnya ditangkap polisi dengan tangan terborgol. Semenjak
hari itu ia tidak pernah melihat ayahnya lagi dan tidak pernah tahu kejahatan
apa yang telah dilakukan ayahnya.
"Saat
saya melihat ayah saya dibawa pergi seperti itu, yang ada di dalam diri saya
adalah rasa marah yang amat sangat. Dan tentu saja karena saya masih kecil saya
tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi dan saya benar-benar tidak dapat
berbuat apa-apa. Dan perasaan marah itu mulai bertumbuh di dalam hati
saya," ujar Kevin mengawali kisahnya.
Secara
emosional, pribadi Kevin hancur dan ia mulai melampiaskan kemarahan itu pada
setiap barang yang ada di hadapannya. Kevin mulai memukul dan menghancurkan barang-barang,
merobek perkakas dengan pisau, merusak mobil dan apa saja karena besarnya rasa
marah yang tersimpan di dalam dirinya. Dalam waktu tidak terlalu lama, Kevin
menemukan cara lain yang jauh lebih mengerikan untuk melampiaskan rasa
frustrasinya, memotong bagian tubunya sendiri dengan pisau.
"Sejujurnya
saya tidak tahu kenapa saya mulai melukai tubuh saya sendiri. Saya pikir
mungkin dengan cara itu saya bisa mendapatkan sedikit perhatian karena saya
kehilangan perhatian dari seorang ayah dan saya tidak memiliki figur seorang
ayah," ujarnya dengan pedih.
Tidak
hanya melukai dirinya sendiri, Kevin juga mulai minum alkohol dan memakai
obat-obatan. Kevin mulai menikmati semuanya itu karena melalui hal itulah semua
rasa sakit akibat ketidakhadiran ayahnya mulai menghilang dan Kevin tidak lagi
merasakan luka, marah maupun rasa sakit untuk sesaat.
Awalnya
Kevin hanya menggunakan mariyuana namun seiring dengan pertambahan usianya, ia
mulai memakai semua obat-obatan yang bisa ia dapatkan dan hidup dengan alkohol
maupun asap yang memabukkan. Ketergantungan ini semakin parah ketika Kevin
mulai kecanduan obat-obatan dokter. Kevin menipu, mencuri, dan melakukan
berbagai macam cara untuk mendapatkan segala obat.
Ketidakstabilan
emosi Kevin dan ketergantungannya akan obat yang semakin parah memaksanya untuk
melakukan hal-hal yang ekstrim. "Ide brilian" yang melintas di
kepalanya membuat Kevin mengambil mesin pemotong dan memotong salah satu
jarinya. Jari telunjuk tangan kirinya menjadi korban pertama kegilaan Kevin.
"Saya
pergi ke dokter dan langsung masuk ICU. Tentu saja mereka mengoperasi tangan
saya dan hal itu membuat saya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit yang
saya dambakan," ujarnya.
Kevin
tidak berhenti sampai di situ. Selama bertahun-tahun, beragam pemotongan
dilakukan olehnya. Kevin mengambil pisau listrik dan memotong tendon kakinya.
Dan ketika luka itu sembuh, ia memotongnya lagi. Kevin juga memotong bagian
belakang lutut kanannya, memotong otot-otot di tangan kirinya, dan memotong
buku jari tangan tengahnya. Kevin juga menghancurkan jempol kakinya sedemikian
rupa sampai harus diamputasi. Semuanya itu dilakukan oleh Kevin hanya untuk
mendapatkan resep obat-obatan dokter dalam jumlah yang besar.
"Secara
fisik saya kecanduan obat dokter. Jika saya tidak meminumnya, saya akan
merasakan sakit, pusing, mual, berkeringat, dan ngilu di seluruh tubuh saya.
Cara termudah untuk mengatasi hal itu adalah dengan tetap memakai semua
obat-obatan itu. Karena semakin banyak saya memakainya, semakin sedikit rasa
sakit itu," kisah Kevin akan masa lalunya yang kelam.
Kevin
pun kemudian bertemu Luane. Ia menjauhkan diri dari semua kecanduannya hingga
mereka menikah. Tapi semua itu tidak bertahan lama sampai Luane menangkap basah
apa yang Kevin lakukan.
"Sedikit
demi sedikit Luane mulai menyadari akan kebiasaan saya melukai diri sendiri dan
juga akan kecanduan saya. Pada mulanya saya berusaha keras untuk
menyembunyikannya, namun bagaimana Anda dapat menyembunyikan luka-luka maupun
ketika Anda jatuh di sana-sini dan terkapar di lantai?" ungkap Kevin.
Hidup
Kevin semakin gelap. Ia mulai mendengar suara-suara seram di dalam rumah,
bayangan menyeramkan yang dipercayanya sebagai kuasa kegelapan, dan
temperamennya menjadi semakin brutal bahkan melampaui batas ketika dalam
ketidaksadaran akibat obat-obatan dan alkohol, Kevin menodongkan pisau kepada
Luane dan mengancam akan membunuhnya. Luane lari dari rumah dan tidak pernah
kembali.
"Sewaktu
Luane pergi, saya benar-benar merasa kehilangan dan hancur. Untuk pertama
kalinya dalam hidup, saya benar-benar merasa sendirian. Hati saya tercabik,
saya tidak tahu harus pergi kemana dan berpaling kepada siapa, saya kehilangan
segalanya, tidak memiliki apa-apa lagi, sangat tidak sehat, tidak makan, dan
yang saya lakukan hanyalah mabuk dan "ngobat". Saya telah kehilangan
hal-hal yang terpenting bagi saya. Itu adalah titik terendah dalam hidup
saya," ungkap Kevin dengan suara serak menahan tangis.
Sementara
itu Luane mulai menghadiri kebaktian gereja bersama dengan teman-temannya. Tak
lama setelah itu ia menerima Yesus sebagai Juru Selamatnya. Saat Kevin berusaha
mati-matian untuk berkomunikasi dengan istrinya, Kevin setuju untuk berdoa
dengan Luane setiap malam di telepon. Lalu suatu malam sesuatu yang menakutkan
terjadi.
"Kami
berbicara, kami berdoa dan menutup telepon. Ketika saya berbaring di situ,
sepertinya ada yang mencengkeram pergelangan kaki saya. Hal itu begitu
menakutkan saya. Jadi saya kembali menelepon Luane. Dan ketika kami berbicara
di telepon, suara guntur menggelegar dan petir menyambar. Suasana malam itu
bagaikan Tuhan yang sedang menghantam tinju-Nya dan berkata, "Anak-Ku akan
datang dan menyelamatkan anak muda ini malam ini". Jadi waktu kami
berbicara di telepon saya berkata, "Luane, apa yang harus saya lakukan?"
dan dia bilang "Mintalah agar Yesus datang!" Dan saya berkata,
"Yesus, hidupku adalah milik-Mu. Lakukanlah apapun yang ingin Engkau
lakukan". Dan saat itu juga saya tertidur. Saya tertidur di atas Alkitab
saya dan merasakan damai untuk pertama kalinya dalam hidup saya, paling tidak
selama 31 tahun umur saya," ungkap Kevin dengan isak tangis penuh haru
ketika ia menceritakan titik balik dalam hidupnya.
Keesokan
paginya, Kevin telah menjadi seorang pria yang baru.
"Pagi
itu, 9 Maret 2003, Tuhan melalui anak-Nya Yesus Kristus memulihkan dan
membebaskan saya dari 25 tahun kecanduan, gangguan mental, dari sakit penyakit
dan pola makan yang kacau. Secara instan Tuhan mengambil semua itu dan tak
pernah kembali lagi," ujar Kevin akan mukjizat yang terjadi dalam
hidupnya.
Ketergantungan
Kevin akan obat-obatan kini digantikan dengan sebuah rasa lapar yang baru.
"Saya
mulai "melahap" Firman Tuhan. Saya tenggelam ke dalam Firman Tuhan
dengan begitu dalam. IA menaruh rasa lapar dalam hidup saya akan Firman itu.
Mulai dari saat saya membuka mata di pagi hari sampai saya menutup mata di
malam hari, saya hanya ingin terus mencari siapa pribadi yang telah datang dan
menyelamatkan saya," ujar Kevin.
Luane
melihat perubahan yang dramatis dalam hidup Kevin dan pulang ke rumah. Saat ini
Kevin dan Luane melayani Tuhan bersama-sama. Mereka tertanam di gereja lokal
dan memiliki banyak teman rohani. Kevin juga telah bebas dari obat-obatan dan
alkohol, suatu hal yang tak pernah terbayangkan olehnya bahwa hal itu mungkin
terjadi.
"Apapun
yang pernah engkau lakukan, setiap pikiran yang akan engkau lakukan, bisa
diampuni. Tidak ada masalah yang terlalu besar bagi Tuhan yang tidak dapat
diatasi oleh Yesus Kristus. Yang kita perlukan hanyalah merendahkan diri di
hadapan-Nya dan meminta-Nya untuk megambil alih segala masalah itu," ujar
Kevin menutup kesaksiannya.
Sumber
Kesaksian:
Kevin Kubik
Analisa :
1. Penderitaan
Dalam
kisah ini mengisahkan penderitaan Kevin Kubik yang awal penderitaannya pada
waktu kecil ditinggal ayahnya karena ditangkap polisi yang ia sendiri tidak
tahu penyebabnya. Dan situ Kevin kehilangan sosok penjaganya dan perhatian. Ia mulai
hidup dengan emosional, melapisakan amarahnya dengan merusak barang-barang
rumah lalu melakukan tindakan-tindakan kriminal seperti mencuri, narkoba dan
lain-lain. Ketergantungan narkoba membuat dirinya dapat melukai dirinya sendiri
untuk melampiaskan rasa frustasinya. Ia memotong jarinya, melukai tangan,
kakinya. Agar bias ke dokter dan mendapatkan obat yang dapat dapat mengurangi
rasa sakitnya karena ketergantungan narkoba. Sampai ia menikah dengan Luane
kebiasaan melukai dirinya sendiri tidak hilang, sempat Kevin ketika tidak sadar
diri menodongkan pisau ke istrinya.
2. Siksaan
Kevin
mengalami siksaan batinnya karena kehilangan sosok ayahnya sehingga ia frustasi
dalam hidupnya melakukan tidakan kriminal dan narkoba ia melukai dirinya
sendiri.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar