Jumat, 07 Oktober 2011

JURNAL PENCATATAN TRANSAKSI AKUNTANSI MANUAL

Sasaran Materi
1. Jenis jurnal khusus.
2. Perbedaan masing-masing jenis jurnal khusus.

Pendahuluan
Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan menuntut pula perkembangan di bidang pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan tidak hanya pemeriksaan keuangan saja tetapi juga pemeriksaan yang menekankan penilaian sistematis dan objektif serta berorientasi pada tujuan untuk memperoleh keyakinan tentang keefektifan dan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Pimpinan perusahaan memerlukan audit operasional yang menyajikan informasi mengenai aktivitas operasional perusahaan dan tidak terbatas pada informasi keuangan dan akuntansi saja. Untuk memudahkan suatu organisasi atau perusahan dalam pencatatan keuangan keluar masuknya. Untuk mempermudahkan menggunakan jurnal yang lebih efesien.

Latar Belakang
Traksaksi adalah situasi atau kejadian yang melibatkan unsur lingkungan dan mempengaruhi posisi keuangan. Setiap transaksi harus dibuatkan keterangan tertulis seperti faktur atau nota penjualan atau kwitansi dan disebut dengan Bukti Transaksi. Dalam akuntansi suatu transaksi diukur dengan satuan mata uang. Oleh sebab itu transaksi-transaksi yang bernilai uang saja yang dicatat dalam akuntansi. Jadi yang dimaksud transaksi dalam akuntansi dalam arti yang spesifik yaitu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan. Karena hal tersebut yang disebut dokumen transaksi dalam akuntansi adalah dokumen transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan. Ini adalah satu perbedaan sistem informasi akuntansi dengan sistem informasi manajemen, dimana transaksi dalam sistem informasi manajemen adalah semua kejadian yang melibatkan unser lingkungan baik yang berpengaruh maupun tidak berpengaruh terhadap posisi keuangan.

Pada perusahaan besar yang transaksinya dalam jumlah besar terutama pada transaksi pembelian, perlu dilakukan pengawasan, pemeriksaan baik terahadap kwantitas maupun kwalitas. Untuk setiap pembelian dibuatkan surat permintaan pembelian (Purchase Request) selanjutnya Order pembelian (Purchase Order). Sampai disini belum ada transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan dengan demikian dua dokumen tersebut tersebut adalah dokumen akuntansi yang tidak termasuk dalam bukti transaksi. Dokumen tersebut berfungsi hanya sebagai dikumen referensi.

Dalam proses penerimaan barang/jasa dibuatkan “Surat Bukti Penerimaan” atau apapun nama nya sesuai dengan barang atau jasa yang diterima bisa juga “Berita Acara Penerimaan” yang memuat informasi tentang kwantitas dan kwalitas serta menunjukan identifikasi dokumen pengantar supplier dan identifikasi dokument pembelian. Surat bukti penerimaan menunjukan pengaruhnya terhadap posisi keuangan, yaitu penambahan terhadap aset atau biaya. Surat bukti penerimaan ini adalah dokumen akuntansi yang tergolong bukti transaksi.

Bukti transaksi merupakan formulir yang digunakan untuk mencatat transaksi pada saat terjadinya (data recording) sehingga menjadi bukti tertulis dan transaksi yang terjadi seperti faktur penjualan, bukti kas keluar dan lain-lain. Bukti transaksi ini dalam sistem akuntansi yang dikerjakan dengan tangan (manual) digunakan sebagai dasar pencatatan dalam jurnal maupun rekening-rekening. Dalam suatu proses computerized accounting system, bukti transaksi perlu diubah dulu untuk menyesuaikan dengan kebutuhan komputer. Proses perubahan ini disebut data transcription.

Hal yang spesifik dalam membuat bukti transaksi adalah bahwa setiap membuat bukti transaksi dengan sistem komputer, pada saat itu data tersimpan dalam sistem komputer. Data yang tersimpan tersebut selanjutnya diolah oleh sistem komputer menjadi informasi yang berguna. Tidak demikian halnya dengan sistem akuntansi manual dimana data dicatat secara berulangkali dari bukti transaksi sehingga menimbulkan kesan bahwa akuntansi itu sulit dan membuat jenuh. Maka dibuatlah jurnal untuk memudahkan proses pencatatan.

Pengertian Jurnal
Jurnal secara bahasa menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah (buku) catatan harian sedangkan jurnal dalam pengertian istilah yang lebih luas menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah surat kabar harian atau bisa juga majalah yang khusus memuat artikel disatu bidang ilmu tertentu, namun jurnal dalam konteks istilah akuntansi ialah formulir khusus yang digunakan untuk mencatat secara sistematis dan kronologis transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan menurut nama perkiraan dan jumlah yang harus didebit dan di kredit. Jurnal merupakan catatan transaksi finansial yang pertama dalam pembukuan akuntansi manual, karena itu disebut juga sebagai catatan yang asli (book of original entry). Sedang secara tektual menurut kamus besar bahasa Indonesia, jurnal ialah buku yang dipakai untuk mencatat transaksi berdasarkan urutan waktu

Jurnal mempunyai 3 fungsi yaitu fungsi percatatan, fungsi historis dan fungsi analisis.

Terdapat Bermacam-macam Bentuk Jurnal yang dapat dipakai oleh perusahaan. Bentuk standar jurnal 2 kolom adalah bentuk yang umum digunakan.

Posting adalah pemindahan dari buku jurnal ke buku besar. Pada system akuntansi komputer Buku Jurnal dan posting posting dilakukan secara automatics oleh komputer (auto Posting). Walaupun tidak mutlak, seorang data entry sebaiknya menguasai proses posting yang dilakukan oleh komputer agar bila terjadi kegagalan akan mudah menelusuri kesalahan yang terjadi.

Metode mengerjakan Jurnal dan Posting

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat Jurnal jurnal dan posting. Cara berikut adalah salah satu teknik yang hanya dapat dilakukan dengan dukungan system komputer yang terintegrasi.

Posting dilakukan langsung dari file transaksi ke rekening-rekening buku pembantu dan lansung diprint-out ke buku besar. Bukti transaksi terlebih dahulu diproses/dientry ke system komputer sebelum diserahkan ke bagian akuntansi.

System komputer dapat menggantikan sebagian besar pekerjaan akuntansi sehingga personal hanya meng-entry/Mencatat data transaksi sekaligus mengasilkan bukti transaksi selanjutnya Jurnal, Laporan, posting ke buku besar dan buku pembantu sampai pembuatan neraca, neraca saldo, rugilaba, perubahan modal serta analisanya dikerjakan oleh komputer.

Proses pencatatan data jurnal pada system akuntansi komputer juga bervariasi tergantung pada prosedure dan metode serta tingkat integrated system yang diterapkan oleh pembuat program aplikasi tersebut. Banyak program aplikasi accounting siap pakai diperjual belikan seperti program aplikasi akuntansi komputer yang dikenal secara luas di dunia akuntansi adalah Dac Easy Accounting, MYOB, MAS dll, namun banyak perusahaan tidak dapat menggunakan program aplikasi tersebut karena beberapa hal, antara lain masalah standarisasi, tingkat kebutuhan perusahaan terhadap informassi yang berbeda dll. Dac Easy Accounting menggunakan standarisasi negara pembuatnya (Amerika). MAS adalah product local namun apa yang terdapat dalam aplikasi banyak tidak tidak dapat mengaplikasikannya karena berbagai alasan. Untuk itu banyak perusahaan membuat program aplikasi sendiri sesuai dengan system akuntansi yang diterapkan di perusahaannya.

Dengan program ini tugas operator hanya mencatat transaksi yang terintegrasi dengan subs system lain, selanjutnya komputer akan mengolahnya sampai kesasaran akhir laporan keuangan yaitu neraca, laporan rugi laba dan laporan perubahan modal serta analisanya.

Jurnal Khusus : Pada perusahaan besar ternyata transaksi-transaksi yang sama terjadi berulangkali sehingga tidak efektif lagi bila dicatat setiap hari ke dalam jurnal umum. Untuk menghadapi hal tersebut, dilakukan penyesuaian bentuk Jurnal disesuaikan dengan kebutuhan. Pada jurnal khusus transaksi yang sama dalam perioda tertentu dapat dijurnal satu kali saja. Jurnal khusus memiliki kontrol intern yang lebih baik karena transaksi telah dikelompokan, dan memungkinkan pembagian tugas sehingga terjadi spesialisasi pekerjaan.

Jenis-Jenis Jurnal Khusus
Agar pencatatan untuk transaksi yang sering terjadi dan berulang-ulang menjadi efektif, biasanya perusahaan tidak lagi mencatatkan pada jurnal umum melainkan menggunakan jurnal khusus. Adapun jenis-jenis jurnal khusus adalah sebagai berikut :

1. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
2. Jurnal Pembelian (Purchases Journal)
3. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)
4. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)

Dari keempat jurnal tersebut, apabila ada transaksi yang tidak bisa dicatat pada jurnal khusus, maka
transaksi-transaksi tersebut dicatatkan pada jurnal umum. Baiknya ikuti penjelasan berikut ini :

1. Jurnal khusus
Dipergunakan untuk mencatat transaksi-transaksi secara spesifik berdasarkan jenis, sesuai kebutuhan perusahaan. Jenis jurnal khusus yang sering dipergunakan adalah:

a. Jurnal penjualan (Sales Journal)

Berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit.

Contoh Jurnal Penjualan



Dalam perusahaan yang memerlukan data mengenai hutang PPN tiap terjadi transaksi penjualan, buku jurnal penjual bisa dibuat dalam bentuk sebagai berikut :
Contoh Jurnal Penjualan dengan memperhitungkan PPN :



b. Jurnal penerimaan kas (Cash Receives Journal)
Berfungsi sebagai tempat mencatat semua transaksi penerimaan kas.

Contoh kolom Jurnal Penerimaan Kas :



c. Jurnal pengeluaran kas (Cash Payments Journal)

Berfungsi sebagai tempat mencatat semua transaksi pengeluaran kas.
Yang dimaksud dengan kas dalam pengertian tersebut adalah :
• Uang tunai yang ada di perusahaan (cash on hand)
• Uang perusahaan yang disimpan di bank dalam bentuk giro yang sewaktu-waktu dapat diambil (cash in bank).

Oleh karena itu pengeluaran kas meliputi pembayaran dengan uang tunai dan pembayaran dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Untuk kepentingan pengawasan kas, semua penerimaan kas biasanya disetorkan ke bank sehingga pengeluaran kas harus menggunakan cek atau bilyet giro.

Bentuk atau kolom-kolom jurnal pengeluaran kas disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dengan memperhatikan volume dan sifat transaksi yang biasa terjadi dalam perusahaan. Misalnya dalam perusahaan yang sering melakukan transaksi pembelian kre'dit sehingga sering melakukan transaksi pembayaran hutang, dalam jurnal pengeluaran kas harus disediakan kolom khusus untuk akun utang dagang. Demikian pula dalam perusahaan yang sering melakukari pembelian perlengkapan kantor, harus disediakan kolom khusus untuk akun perlengkapan kantor, dsb.

Contoh Jurnal Pengeluaran Kas :



d Jurnal Pembelian (Purchases Journal)

Jumal pembelian berfungsi sebagai tempat mencatat transaksi pembelian barang yang dilakukan secara kredit. Buktj. transaksi yang menjadi sumber pencatatan dalam jurnal pembelian adalah faktur yang diterima dari pihak lain (faktur pembelian). Pemindahbukuan data jurnal pembelian dan data buku jurnal khusus lainnya ke buku besar, dilakukan secara periodik, biasanya pada tiap akhir bulan.

Bentuk jurnal pembelian biasanya disesuaikan dengan keperluan sehingga pertimbangan untuk menyediakan bentuk jumal pembelian yang akan digunakan harus disesuaikan dengan transaksi pembelian kredit yang sering dilakukan. Artinya akun-akun buku besar yang terkait dengan transaksi pembelian kredit yang sering terjadi harus disediakan satu. kolom khusus. Misalnya harus ada satu kolom khusus untuk akun.Utang dagang .Dalam perusahaan jasa sering dilakukan pembelian perlengkapan secara kredit.

Contoh Jurnal Khusus Pembelian :



2. Jurnal Umum

Bentuk atau format buku jurnal sebagai tempat mencatat transaksi pada setiap perusahaan berbeda satu dengan yang lainnya. Standar Jurnal Umum terdiri dari kolom-kolom sebagai berikut :

Contoh Jurnal Umum :



Keterangan :



Kesimpulan

Pembuatan jurnal pada dasarnya sangat diperlukan. Karena mempermudah dalam pencatatan keluar masuknya dana yang dikeluarkan suatu perusahaan. Sehingga perusahaan tersebut dapat lebih efesien dan mengetahui perusahaannya mengalami perkembangan rugi/laba.

Referensi :

• http://ipenk24fajrin.blogspot.com/2011/04/jurnal-pencatatan-akuntansi-manual.html
• http://www.facebook.com/topic.php?uid=277806906827&topic=13068
• http://www.e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=152&uniq=2500
• http://www2.jogjabelajar.org/web2008/_smk/akuntansi/Buku_Jurnal/macam_jurnal.php

Kamis, 06 Oktober 2011

DASAR – DASAR AKUNTANSI

PENDAHULUAN

Akuntansi bukan untuk mengetahui tentang rugi/laba suatu organisasi dibidang usaha apapun, tetapi rugi/laba digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan. Contohnya suatu perusahaan, sedangkan neraca mengidentifikasi posisi keuangan perusahaan. Posisi keuangan dalam hal ini adalah posisi harta, hutang, dan modal. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada pihak-pihak tertentu yang menyangkut posisi, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sehingga bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi/bisnis.

Indonesia, seperti banyak negara lain, perekonomiannya didominasi oleh perusahaan menengah dan kecil yang masih belum terlalu menyadari sepenuhnya kegunaan akuntansi. Secara garis besar, sebuah toko dapat menentukan keadaan keuangannya. Jika menguntungkan, stok barang akan bertambah banyak dan sebaliknya. Tetapi jika ada yang bertanya berapa keuntungan sebenarnya, mereka tidak dapat mengetahuinya. Sebenarnya, apakah bisnis semacam ini membutuhkan akuntansi? Jawabannya sebenarnya adalah tidak selalu. Keadaan seperti ini banyak sekali dijumpai di mana-mana, tidak hanya di Indonesia Jika memang ada diterapkan suatu sistem akuntansi, biasanya hanyalah untuk sebuah formalitas.

Sasaran Materi :

1. Pengertian Akuntansi.
2. Jenis dan perbedaaan perusahaan jasa, dagang dan manufaktur.
3. Bagaimana aliran dokumen menjadi laporan keuangan dari siklus akuntansi.
4. Kelompok rekening aktiva, hutang, modal, pendapatan, dan biaya.
5. Laporan neraca, laba rugi, dan perubahan modal.

SEJARAH AKUNTANSI

Menurut para ahli ekonomi, akuntansi ada sejak manusia mengenal uang sebagai alat pembayaran yang sah. Pencatatan keluar masuknya uang, timbulnya hutang - piutang serta transaksi-transaksi lainnya dilakukan orang mula-mula di atas lempengan tanah liat, yang kemudian berkembang dengan menggunakan lontar. Naskah yang menggunakan lontar tersebut berasal dari negara Arab ( Mesir ), pada waktu itu Mesir merupakan Koloni ( Jajahan ) Romawi. Naskah tersebut hingga sekarang masih tersimpan dengan baik, berasal dari Babilonia pada tahun 3600 SM.

Setelah bangsa Romawi menemui kesulitan menggunakan angka-angka mereka sendiri didalam pencatatan akuntansi, maka kemudian mereka menggunakan angka Arab ( angka desimal ), yang pada waktu itu sudah dikenal oleh orang Mesir.

Evolusi akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan ( DOUBLE - ENTRY ) oleh pedagang-pedagang Venesia yang merupakan pedagang yang terkenal dan ulung pada abad itu. Double - Entry merupakan pencatatan seluruh transaksi kedalam dua aspek yaitu " debet dan kredit " yang orientasinya selalu dalam keadaan seimbang.

Pada abad ke 15 tepatnya tahun 1494 akuntansi yang menggunakan angka Arab berkembang di Italia. Buku yang pertama diterbitkan oleh orang Italia tentang akuntansi baru muncul pada akhir abad ke 15, dimana buku ini merupakan hasil karya seorang biarawan Venesia yang bernama Luca Pacioli. Buku ini berjudul " SUMMA DE ARITHMATICA, GEOMETRICA PROPORPIONI ET PROPORTIONALITA ". Bagian dari buku tersebut yang membahas tentang akuntansi berjudul " TRACTACUS DE COMPUTIS ET SCRIPTORIA . Subjudul ini kemudian dikembangkan menjadi tulisan khusus yang diberi judul La Scoula Perfecta de Mercanti yang diterbitkan oleh penerbit Paganini. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.

Sistem yang berkembang tersebut dinamakan sesuai dengan nama yang mengembangkannya atau nama negaranya masing-masing. Misalnya sistem Belanda ( Sistem Continental ) dan Amerika serikat ( Sistem Anglo Saxon ). Sistem-sistem tersebut kemudian berjalan sesuai dengan perkembangannya. Pada abad sekarang ini sistem yang paling banyak digunakan yaitu sistem Anglo Saxon, hal ini disebabkan karena sistem Anglo Saxon dapat digunakan untuk mencatat berbagai macam transaksi, sedangkan sistem yang lainnya agak sukar untuk digunakan. Hal ini disebakan karena sistem yang lain sering memisahkan antara pembukuan dengan akuntansi sedangkan dalam sistem Anglo Saxon, pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.

Teori dan praktek akuntansi semakin berkembang pada abad ke 20 sejalan dengan perkembangan teknologi. seperti program-program akuntansi komputer yang semakin banyak beredar dipasaran pada saat ini.

PENGERTIAN DAN DEFINISI AKUNTANSI

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
Sedangkan menurut para ahli-ahli akuntansi atau para ahli-ahli ekonomi yaitu:
Warren dkk (2005:10)
Menjelaskan bahwa: “secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.
Littleton (Muhammad, 2002:10)
Mendefinisikan: “tujuan utama dari akuntansi adalah untuk melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha) dan hasil (prestasi). Konsep ini merupakan inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang dijadikan sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi.”
Accounting Principle Board Statement Nο. 4 (Muhammad, 2002:10)
Mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih di antara beberapa alternatif.
Menurut American Accounting Association ( AAA ). Akuntansi itu merupakan :
“Proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut “.
Definisi akuntansi menurut Arnold:
Definisi akuntansi dipandang sebagai suatu sistem untuk menyediakan informasi (terutama keuangan) kepada siapa saja yang harus membuat keputusan dan mengendalikan penerapan keputusan tersebut.
Definisi akuntansi menurut C. West Churman:
“sebagai pengalaman tertulis yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Definisi akuntansi menurut Widjaya Tunggal:
“Akuntansi sering kali dinyatakan sebagai bahasa perusahaan (language οf business) yang berguna untuk memberikan informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi ini merupakan data yang disajikan/diperoleh perusahaan yang bersifat keuangan dan dinyatakan dalam istilah-istilah moneter.

Fungsi Akuntansi

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

Kegunaan Akuntansi

- Pemilik dapat melihat keuntungan perusahaan secara pasti
- Pengontrolan biaya yang lebih mudah
- Pemantauan aset-aset perusahaan
- Likwiditas dan solvabilitas yang pasti
- Prediksi keuangan

Empat Unsur Utama Sistem Akuntansi

1. Klasifikasi rekening. Adalah penggolongan rekening-rekening yang digunakan dalam sistem akuntansi. Rekening-rekening ini terdiri dari rekening posisi keuangan dan rekening laporan aktivitas. Daftar dari rekening-rekening yang digunakan beserta dengan nomor kodenya disebut kerangka rekening (chart of accounts).

2. Buku besar dan buku pembantu. Buku besar berisi rekening-rekening posisi keuangan dan aktivitas yang digunakan dalam sistem akuntansi. Buku besar ini merupakan dasar untuk menyusun laporan keuangan, seperti laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan laporan-laporan lainnya. Buku besar ini disebut juga sebagai buku pencatatan terakhir (books of final entry). Buku pembantu berisi rekening-rekening yang merupakan rincian dari suatu rekening buku besar. Misalnya rekening uang muka dalam buku besar dibuatkan rincian untuk setiap pemegang uang muka. Kumpulan rekening-rekening uang muka ini disebut buku pembantu uang muka.

3. Jurnal. Yang dimaksud dengan jurnal adalah catatan transaksi pertama kali (books of original entry). Catatan ini dibuat urut tanggal terjadi transaksi. Biasanya dibuatkan jurnal-jurnal khusus untuk mencatat transaksi-transaksi yang frekuensinya tinggi.

4. Bukti transaksi. Merupakan formulir yang digunakan untuk mencatat transaksi pada saat terjadinya (data recording) sehingga menjadi bukti tertulis dan transaksi yang terjadi seperti faktur penjualan, bukti kas keluar dan lain-lain. Bukti transaksi ini dalam sistem akuntansi yang dikerjakan dengan tangan (manual) digunakan sebagai dasar pencatatan dalam jurnal maupun rekening-rekening. Dalam suatu proses computerized accounting system, bukti transaksi perlu diubah dulu untuk menyesuaikan dengan kebutuhan komputer. Proses perubahan ini disebut data transcription.

SIKLUS AKUNTANSI

Siklus akuntansi yaitu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan secara terus-menerus. Untuk lebih mudah dipelajari dan dimengerti siklus akuntasi dapat dikelompokkan menjadi :
1. Dokumen Transaksi
2. Jurnal Khusus
3. Buku Besar
4. Buku Besar Pembantu
5. Neraca Saldo
6. Jurnal Penyesuaian
7. Neraca Lajur
8. Laporan Keuangan
9. Ayat Penutup
10. Neraca Saldo Setelah Penutupan



Yang pertama dalam siklus akuntansi itu pertama pasti ada suatu transaksi-transaksi tertentu yang kemudian terdapat suatu bukti-bukti. Bukti-bukti ini bisa berupa struk, kuintansi, faktur, nota, bill, pokonya berbentuk bukti-bukti transaksi lah. Dan setelah itu dari bukti-bukti transaksi itulah dibuat suatu jurnal oleh pembuat laporan keuangan. (jurnal itu pengertiannya yaitu suatu cerita tertentu didalam suatu kegiatan usaha, contoh pembelian aktiva tetap, dll)

Setalah dijurnal dalam bentuk akun-akun tertentu kemudian dibuat jurnal umum dan khusus, (keterangan "jurnal umum" yaitu semua akun-akun disatukan dalam suatu jurnal umum, keterangan "jurnal khusus" yaitu terdapat pengklasifikasian akun-akunnya). Dalam jurnal khusus terdapat 4 jurnal yaitu jurnal penerimaan kas, pengeluaran kas, pembelian, dan penjualan. Masing-masing akun dimasukan kedalam jurnal yang sesuai. Setelah itu diposting ke buku besar, perlu diingat untuk memudahkan perlu adanya buku pembantu, agar memudahkan pihak yang berkepentingannya.

Setelah di posting ke buku besar, kemudian dibuatlah neraca lajur (worksheet) didalam tabel tersebut terdapat neraca, ayat jurnal penyesuaian, laporan laba/rugi dan neraca disesuaikan. Setelah semuanya balance, dibuatlah suatu laporan kuangan yang pertama Neraca. Neraca ini terdiri dari aktiva, kewajiban, dan modal, semua ini sisa per akhir tahun tertentu. Selain neraca ada juga laporan laba/rugi yang merupakan seluruh pendapatan yang dihasilkan dikurangi dengan biaya-biaya tertentu yang akhirnya menghasilkan laba/rugi, kalau laba sebelumnya harus dikurangi dengan pajak barulah perusahaan tertentu mendapatkan laba bersihnya (net income).

Selain itu juga ada laporan arus kas, laporan ini menunjukan penerimaan dan pengeluaraan suatu kas. Ada 3 kegiatan dalam laporan arus kas yaitu kegiatan operasi maksudnya pengeluaran atau penerimaan kas dari kegiatan sehari-hari perusahaan tertentu. Yang kedua kegiatan investasi yaitu pengeluaran dan peneriman aktiva yang berbentuk aktiva tetap (bersifat jangka panjang) misalanya mesin, gedung, tanah, dll. Yang ketiga yaitu pendanaan maksudnya penerimaan dan pengeluaran kas yang bersifat memodalkan perusahaan atau mendanakan perusahaan tertentu.

Ada juga laporan perubahan ekuitas, dalam laporan ini menyajikan perubahan pemilik modal yang berakhir pada akhir tahun tertentu. Pembukuan ke dalam perkiraan-perkiraan buku besar hendaklah dilakukan dengan pertolongan bukti-bukti tertulis, seperti kuitansi, nota, faktur dan sebagainya. Bukti-bukti tertulis tersebut disebut sebagai dokumen-dokumen transaksi.

Macam-Macam Siklus Akuntansi :
1. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
2. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
3. Siklus Akuntansi Koperasi

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
a. Analisis bukti transaksi/bukti pencatatan
Bukti pencatatan yang ada dalam suatu perusahaan antara lain : Faktur, Kuitansi, Cek, Nota kontan, Nota Debit, Nota Kredit, dan Memo. Bukti pencatatan tersebut dianalisis untuk mengetahui rekening yang dicatat sebelah debit dan rekening yang dicatat sebelah kredit.
Pencatatan transaksi ke sebelah debit dan kredit berarti menunjukkan adanya penambahan atau pengurangan terhadap rekening atau perkiraan atau akun.

b. Jurnal (Journal)
Jurnal adalah pencatatan tentang pendebitan dan pengkreditan secara kronologis dari transaksi keuangan beserta penjelasan yang diperlukan.
Fungsi jurnal antara lain :
• Fungsi mencatat artinya mencatat atau menulis setiap terjadi transaksi keuangan.
• Fungsi historis artinya mencatat transaksi keuangan sesuai dengan kejadian (kronologis).
• Fungsi analisis artinya jurnal merupakan hasil analisis dari petugas akuntansi.
• Fungsi instruktif artinya bersifat memerintah.
• Fungsi informatif artinya memberikan penjelasan secara jelas.
Sedangkan cara mendebit dan mengkreditnya sama dengan analisis bukti transaksi.

c. Posting
Posting adalah proses memindahkan catatan dari jurnal ke buku besar atau memindahkan dari kolom debit jurnal ke buku besar sebelah debit dan memindahkan kolom kredit jurnal ke buku besar sebelah kredit.

d. Jurnal Penyesuaian (Adjustment journal)
Jurnal penyesuaian adalah penyesuaian tentang catatan-catatan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode.

e. Jurnal Penutup (Closing Entry)
Jurnal penutup adalah ayat jurnal untuk mengenolkan saldo perkiraan sementara, jika perusahaan ingin mengetahui laba atau rugi usaha selama satu periode. Sumber penyusunan ayat jurnal penutup berasal dari kertas kerja kolom rugi-laba.

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
a. Pengertian Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dibidang membeli barang dagangan dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (laba).
Sedangkan barang dagangan (merchandise inventory) adalah yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali. Kesimpulannya bahwa kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli dan menjual barang dagangan tanpa merubah barang.

b. Perbedaan Antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa
Ditinjau dari segi Perusahaan Dagang Perusahaan Jasa
1. Kegiatannya
Bahan operasionalnya Membeli dan menjual barang dagangan.
2. Pendapatannya
Hasil penjualan barang dagang.
Beban penjualan dan beban administrasi umum. Membeli pelayanan jasa.
Hasil penjualan jasa.
Beban usaha dan beban luar usaha.

c. Pencatatan Transaksi dalam Perusahaan Dagang
Ada 2 metode pencatatan transaksi yang berhubungan dengan perusahaan dagang, yaitu :
• Metode phisik atau periodik, artinya pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan tidak dilakukan secara kontinyu, sehingga persediaan barang dagangan akhirnya dihitung secara fisik yang ada di gudang.
• Metode perpetual atau permanen terus-menerus, artinya pencatatan yang berkaitan dengan barang dagangan dilakukan secara kontinyu, sehingga bila terjadi pembelian akan menambah persediaan barang dagangan dan bila terjadi penjualan akan mengurangi persediaan barang dagangan.

d. Jurnal Khusus
Jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang-ulang, dengan tujuan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Jurnal khusus (Special Journal) yang biasa digunakan dalam akuntansi perusahaan dagang ada 4 macam :
• Jurnal Penerimaan Kas, untuk mencatat transaksi penerimaan kas.
• Jurnal Pengeluaran Kas, untuk mencatat transaksi pengeluaran kas.
• Jurnal Pembelian, untuk mencatat transaksi pembelian secara kredit.
• Jurnal Penjualan, untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan secara kredit.
Di samping keempat jurnal khusus tersebut, perusahaan dagang harus tetap mempunyai jurnal umum untuk mencatat transaksi yang tidak dapat ditampung dalam jurnal khusus yang tersedia.

e. Buku Besar Pembantu
Buku besar pembantu merupakan pencatatan secara rinci nama-nama pelanggan beserta jumlahnya. Selanjutnya buku besar utama merupakan perkiraan control atau perkiraan pengendali dan buku besar pembantu merupakan rincian dari perkiraan kontrol.

Terdapat tiga macam buku besar pembantu dalam perusahaan dagang, antara lain :
• Buku besar pembantu piutang, adalah buku tempat mencatat rincian piutang perusahaan menurut nama pelanggan atau debitur.
• Buku besar pembantu utang, adalah buku tempat mencatat rincian utang perusahaan menurut nama kreditur.
• Buku besar pembantu persediaan, adalah buku tempat mencatat secara rinci persediaan barang dagangan, baik jenis, jumlah, harga per unit, maupun harga pokok secara keseluruhan.

f. Kertas Kerja Perusahaan Dagang untuk Akun Ikhtisar R/L dan Akun Harga Pokok Penjualan
Salah satu jurnal penyesuaian adalah jumlah penyesuaian untuk persediaan barang dagangan. Untuk membuat jurnal penyesuaian dapat menggunakan dua metode, yaitu metode ikhtisar laba/rugi dan metode harga pokok penjualan.
• Untuk Akun Ikhtisar Laba/Rugi
Jumlah akun ikhtisar laba/rugi pada kolom ayat penyesuaian harus dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit (tersendiri) dan sebelah kredit (tersendiri) sesuai dengan jumlahnya masing-masing.
• Untuk Akun Harga Pokok Penjualan
Jumlah akun harga pokok penjualan sebelah debit dan kredit pada kolom ayat penyesuaian, dicari selisihnya. Selisih (saldo) tersebut dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan dan kolom laba/rugi sebelah debit.

g. Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan (Cost of Goods Sold) adalah harga pokok dari barang-barang yang telah laku dijual selama periode tertentu.
Dalam menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan unsur-unsurnya :
• Persediaan Barang Dagangan Awal (+)
• Pembelian (+)
• Beban Angkut Pembelian (+)
• Retur Pembelian dan Pengurangan Harga (-)
• Potongan Pembelian (-)
• Persediaan Barang Dagangan Akhir (-)

Siklus Akuntansi Koperasi
a. Bukti-bukti Pembukuan Akuntansi Koperasi
• Bukti penerimaan kas (Bukti kas masuk/BKM)
Bukti penerimaan kas adalah bukti yang digunakan untuk mencatat setiap penerimaan uang tunai (cash), baik uang kertas maupun uang giral.
Transaksi yang dicatat dalam bukti penerimaan kas, antara lain sebagai berikut : Penjualan barang dagangan atau jasa secara tunai, Penerimaan pelunasan piutang dagang, Penerimaan penghasilan (bunga, sewa, deviden, dan sebagainya), Penerimaan simpanan dari anggota, Retur pembelian barang dagangan secara tunai, Penerimaan pinjaman dari bank atau kreditur.
• Bukti pengeluaran kas (Bukti kas keluar/BKK)
Bukti pengeluaran kas adalah bukti untuk mencatat setiap pengeluaran uang tunai atau pambayaran tunai (cash).
Transaksi yang dicatat dalam bukti pengeluaran kas, antara lain : Pelunasan atau pembayaran utang dagang, Pembelian barang dagangan atau aktiva lain secara tunai, Pembayaran beban-beban usaha, Pembayaran kepada anggota yang keluar dari koperasi, Retur penjualan secara tunai, Pembayaran SHU kepada anggota, Pemberian pinjaman uang kepada anggota.
• Bukti faktur pembelian (Faktur beli/FB)
Bukti faktur pembelian adalah bukti untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan dan aktiva lainnya secara kredit.
• Bukti faktur penjualan (FJ)
Bukti faktur penjualan adalah bukti untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan kredit, baik kepada anggota maupun kepada bukan anggota.
• Bukti umum/BU (Bukti memorial/BM)
Bukti umum adalah bukti untuk mencatat setiap transaksi yang tidak dapat dicatat ke dalam bukti-bukti pembukuan lainnya atau tidak dapat dicatat ke dalam empat bukti di atas.
Transaksi yang dicatat dalam bukti umum, adalah sebagai berikut : Retur pembelian atau retur penjualan secara kredit, Penjualan aktiva selain barang dagangan secara kredit, Penyusunan jurnal penyesuaian, Penyusunan jurnal penutup, Perbaikan pembukuan atau koreksi pembukuan, Perhitungan pembagian SHU, Transaksi lainnya yang tidak dicatat dalam empat bukti di atas.

b. Jurnal (Journal)
Jurnal adalah pencatatan transaksi keuangan secara kronologis dari suatu perusahaan beserta penjelasan yang diperlukan. Setiap transaksi yang dicatat selalu menunjukkan ada yang dicatat sebelah debit dan ada yang dicatat sebelah kredit.

c. Pembagian SHU bagi setiap Anggota Koperasi

Bagian SHU yang diberikan kepada anggota, terdiri atas :
• Jasa simpanan anggota atau jasa modal, dibagikan kepada anggota berdasarkan perbandingan jumlah simpanan (Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib).
• Jasa anggota, dibagikan kepada anggota berdasarkan perbandingan jumlah pembelian/pembelanjaan anggota dari koperasi.

LAPORAN KEUANGAN

Penyusunan dan Penyajian Laporan keuangan mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-IAI. Saat ini, secara garis besar Standar Akuntansi Keuangan berisi 59 PSAK beserta Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang melandasinya dan 4 IPSAK. Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh IAI merupakan hasil adaptasi dari International Accounting Standards.
• Pengadopsian Standar Akuntansi Internasional ke dalam Standar Akuntansi Keuangan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia sebagai salah upaya harmonisasi dan dinamisasi praktik akuntansi keuangan internasional dalam usaha menjawab tantangan di era globalisasi.
• Akuntansi sering disebut dengan “bahasa bisnis” karena akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk laporan akuntansi atau lebih dikenal dengan istilah laporan keuangan.
• Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
• Terdapat empat jenis laporan keuangan utama, yakni neraca (laporan perubahan posisi keuangan), laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Pelaporan keuangan (financial reporting) mencakup tidak hanya laporan keuangan, tetapi juga media-media lain yang dapat digunakan untuk mengomunikasikan informasi baik yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses akuntansi. Misalnya, laporan tahunan kepada para pemegang saham tidak hanya berisi laporan keuangan utama, seperti tercantum di atas, tetapi juga informasi lain, seperti rasio-rasio keuangan yang dianggap penting, ikhtisar jumlah atau saldo rekening-rekening tertentu.
• Pihak-pihak yang terkait dengan laporan keuangan adalah IAI, Bapepam, BEJ, Kantor Pajak dan Kantor Akuntan Publik (Auditor) serta para pemakai laporan keuangan lainnya. Dengan cara yang berbeda masing-masing pihak memiliki tujuan yang sama, yakni menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas (dapat dipercaya dan diandalkan, relevan, serta tepat waktu).

Kerangka Konseptual Akuntansi dan Profesi Akuntan
1. Di dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan perusahaannya, manajemen memiliki keleluasaan untuk memilih alternatif prinsip atau metode akuntansi yang dimaksudkan untuk mencerminkan secara akurat kondisi ekonomi perusahaan dalam kaitannya dengan bisnis dan transaksi-transaksi operasinya. Untuk itu, diperlukan suatu acuan dalam praktik akuntansi di dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Kerangka dasar akuntansi dan pelaporan keuangan ditetapkan sebagai maksud untuk mendefinisikan secara luas tentang tujuan, istilah dan konsep-konsep yang berkaitan dengan praktik akuntansi yang pada akhirnya sangat diperlukan untuk menetapkan ruang lingkup dan batas-batas akuntansi dan laporan keuangan.

2. Kerangka tersebut memuat hal-hal berikut:
(1) Tujuan laporan keuangan.
(2) Asumsi dasar.
(3) Karakteristik kualitatif laporan keuangan.
(4) Unsur laporan keuangan.
(5) Pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan.
(6) Konsep modal dan pemeliharaan modal.

3. Asumsi dasar dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Terdapat empat karakteristik laporan keuangan, yakni dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan. Unsur-unsur laporan keuangan antara lain adalah aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, laba, rugi, setoran kepada pemilik, distribusi kepada pemilik.

4. Secara umum sekurang-kurangnya terdapat tiga pihak yang berkarier dalam bidang akuntansi, yang terkait dengan akuntansi dan pelaporan keuangan, yaitu akuntan manajemen (akuntan perusahaan), akuntan publik dan para pemakai laporan.

Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas
1. Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri atas berikut ini.
2. Laporan Laba Rugi.
3. Laporan Perubahan Ekuitas.
4. Laporan Neraca.
5. Laporan Arus Kas.
6. Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran catatan data, penerapan prinsip-prinsip dan kebiasaan akuntansi, dan penggunaan data pengalaman pribadi penyusunnya. Oleh sebab itu, tak mengherankan apabila laporan keuangan mengandung keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut.
1. Bersifat Historis.
2. Bersifat Umum.
3. Pemakaian taksiran dan pertimbangan pribadi.
4. Berisi informasi yang material saja.
5. Bersifat konservatif.
6. Menekankan pada makna ekonomis, tidak pada bentuk hukumnya.
7. Menggunakan istilah teknis akuntansi.
8. Mengandung berbagai alternatif metode akuntansi.
9. Tidak dapat menyajikan informasi kualitatif yang bersifat nonkeuangan.
10. Penyajian laporan laba rugi dapat dilakukan dalam 2 bentuk sebagai berikut.
11. Bentuk multiple step (langkah bertahap).
12. Bentuk single step (langkah tunggal).

Dalam bentuk Langkah Bertahap laporan laba rugi berisi informasi sebagai berikut.
1. Penjualan.
2. Harga Pokok Penjualan atau Beban Penyediaan Jasa.
3. Laba Kotor.
4. Beban Usaha.
5. Laba Usaha.
6. Pendapatan dan Beban Lain-lain.
7. Laba Sebelum Pos Luar Biasa.
8. Pos-pos Luar Biasa.
9. Pengaruh Kumulatif dari Perubahan Prinsip Akuntansi.
10. Laba Sebelum Pajak Penghasilan.
11. Pajak Penghasilan.
12. Laba Bersih.
13. Dalam laporan laba rugi bentuk langkah tunggal hanya dikenal satu jenis laba saja, yaitu laba bersih.
14. Untuk menggambarkan perubahan hak milik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan, perlu disusun Laporan Perubahan Ekuitas. Laporan ini dapat digabungkan dengan Laporan Laba Rugi, apabila informasi perubahan jumlahnya tidak banyak. Dalam perseroan laporan ini sering disebut Laporan Perubahan Laba Ditahan karena umumnya perubahan modal terjadi pada pos Laba Ditahan saja. Namun, apabila perubahan juga terjadi pada pos-pos modal pemilik yang lain maka perlu disusun laporan perubahan ekuitas secara lengkap.

Pos-Pos Luar Biasa
1. Para akuntan (termasuk IAI) sekarang cenderung untuk menggunakan konsep all-inclusive dalam penyusunan perhitungan laba rugi untuk suatu perusahaan.
2. Satu-satunya pos juga dibebankan atau dikredit langsung ke rekening Laba Ditahan adalah penyesuaian periode sebelumnya yang diakibatkan karena koreksi kesalahan, dan perubahan akuntansi tertentu yang memerlukan penyusunan kembali laporan keuangan periode sebelumnya.
3. Seluruh laba atau rugi luar biasa dan yang jarang terjadi langsung ditutup ke rekening Ikhtisar Laba rugi dan dilaporkan dalam perhitungan laba rugi.
4. Transaksi yang tidak biasa, material, dan jarang terjadi disajikan secara terpisah sebagai kelompok pos-pos luar biasa. Pos-pos lain yang jumlahnya material, tetapi tidak dapat dikelompokkan sebagai pos luar biasa dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah.
5. Penyesuaian kumulatif yang terjadi akibat perubahan prinsip akuntansi diungkapkan secara terpisah sebelum laba bersih.
6. Penghentian segmen kegiatan dari suatu perusahaan diklasifikasikan secara terpisah dalam perhitungan laba rugi sesudah laba dari kegiatan yang terus berjalan dan sebelum pos-pos luar biasa.

Neraca

1. Neraca adalah laporan yang menunjukkan posissi keuangan dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Posisi keuangan ini meliputi keadaan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan. Dengan cara menghubungkan pos-pos tertentu dlam neraca, kita dapat menilai keadaan likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Oleh karena itu, neraca harus disusun secara sistematis dengan menggunakan klasifikasi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Klasifikasi dan penyajian pos-pos dalam neraca dilakukan sebagai berikut.

1. Aktiva Lancar. Disajikan sesuai dengan urutan likuiditasnya, artinya pos yang segera dapat dicairkan menjadi uang tunai disajikan di urutan paling atas.
2. Investasi. Investasi perusahaan pada perusahaan anak atau pada perusahaan afiliasi harus disajikan secara terpisah.
3. Aktiva tetap. Dapat dibedakan menjadi aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud. Pos-pos aktiva tetap disajikan dalam neraca menurut kekekalannya. Aktiva tetap yang umurnya paling panjang disajikan paling atas, sedangkan aktiva tetap yang umurnya lebih pendek disajikan di bawahnya.
4. Aktiva lain-lain. Klasifikasi aktiva lain-lain digunakan untuk menampung pos-pos aktiva tidak lancar yang tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi di atas.
5. Kewajiban lancar. Pos-pos kewajiban lancar disajikan sesuai dengan urutan likuditasnya. Utang lancar yang segera dibayar disajikan dalam urutan teratas.
6. Kewajiban jangka panjang. Penyajian kewajiban jangka panjang harus mengungkapkan ikatan-ikatan yang ada dalam kontrak utang jangka panjang yang bersangkutan, seperti tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, aktiva yang dijadikan jaminan dan sebagainya.
7. Ekuitas pemilik. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas disajikan dalam neraca berdasarkan kekekalannya. Jenis modal yang sifatnya paling kekal disajikan paling atas, dan yang kurang kekal disajikan di bawahnya.
3. Neraca dapat disusun dengan menggunakan bentuk akun (rekening) atau bentuk laporan. Dalam bentuk rekening (bentuk skontro) aktiva dilaporkan pada sisi sebelah kiri dan kewajiban serta modal pemilik pada sebelah kanan. Dalam bentuk laporan, bagian aktiva, kewajiban dan modal pemilik disusun secara vertikal (dari atas ke bawah). Bentuk laporan ini lebih populer karena dapat membandingkan 2 buah neraca atau lebih untuk tahun-tahun yang berurutan.

Catatan Atas Laporan Keuangan
1. Selain pos-pos yang terdapat dalam buku besar perusahaan, dalam neraca juga perlu disajikan informasi tambahan yang dapat berupa peristiwa bersyarat, kebijaksanaan penilaian dan kebijaksanaan akuntansi yang digunakan, kontrak-kontrak jangka panjang dan peristiwa kemudian.
2.Teknik penyajian informasi tambahan dapat dilakukan dalam bentuk tanda kurung, catatan kaki, skedul pendukung, referensi silang dan rekening kontra.

Ruang Lingkup Laporan Arus Kas
1. Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
2. Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi sumber dan penggunaan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta rekonsiliasi kas di awal periode dengan kas di akhir periode ditambah saldo setara kas.
3. Bentuk umum dari laporan arus kas menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas yang terbagi ke dalam tiga kategori, yakni: arus kas yang berasal dari aktivitas operasi; arus kas yang berasal aktivitas investasi dan arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan.
4. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi dapat dilaporkan dengan menggunakan di antara dua metode baik langsung maupun tidak langsung.
5. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
6. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
7. Arus kas dari aktivitas operasi berasal dari aktivitas produksi normal perusahaan dan penjualan barang dan jasa.
8. Arus kas dari aktivitas investasi berasal dari aktivitas pembelian atau penjualan aktiva tetap, bangunan, peralatan, piutang wesel dan investasi.
9. Arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari kenaikan atau penurunan pendanaan utang dan pendanaan ekuitas dan dari pembayaran dividen kepada pemegang saham.

Penggunaan Laporan Arus Kas
1. Laporan arus kas merupakan laporan yang relatif masih baru, efektif berlaku di Indonesia sejak tahun 1994. Laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung. PSAK No.2 mengimbau agar laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung.
2. Klasifikasi arus kas bervariasi di antara berbagai negara. Tetapi pada umumnya terdapat 3 kategori arus kas, yaitu (1) arus kas dari aktivitas operasional, (2) arus kas dari aktivitas investasi, dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan (financing). Standar akuntansi Inggris membuat klasifikasi arus kas yang paling lengkap. Di Inggris arus kas dikelompokkan menjadi delapan kategori.
3. Ada delapan pola arus kas. Arus kas operasional yang positif menunjukkan kondisi keuangan lebih baik dari pada arus kas operasional yang negatif. Arus kas investasi yang negatif menunjukkan perusahaan sedang melakukan perluasan usaha, sedangkan apabila arus kas investasi negatif menggambarkan perusahaan berusaha mencari dana untuk menutup defisit arus kas operasional. Arus kas pendanaan yang positif menunjukkan perusahaan mencari sumber pendanaan dari luar untuk menutup defisit arus operasional atau untuk melakukan ekspansi. Sedangkan arus kas pendanaan yang negatif menunjukkan perusahaan sedang melunasi pinjaman kepada para kreditor atau mengembalikan modalnya kepada para pemegang saham.

KESIMPULAN

Disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu sistem atau teknik dari suatu pencatatan, penggolongan dan peringkasan, pelaporan dan menganalisa data keuangan yang dilakukan dengan cara tertentu dan ukuran moneter yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi atau perusahaan.
Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer/manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

Referensi :
• http://organisasi.org/pengertian_dan_penjelasan_dasar_akuntansi_definisi_arti_fungsi_dan_keguna
• http://www.todaypos.com/pengertian-atau-definisi-akuntansi-menurut-para-ahli.html
• http://himasi.blogspot.com/2007/12/sejarah-akuntansi-dasar.html
• http://jimmy-januar.blogspot.com/2010/04/sejarah-akuntansi.html
• http://sdoriza.wordpress.com/dasar-akuntansi/
• http://belajarakuntansi.blogspot.com/2008/04/penjelasan-siklus-akuntansi.html
• http://massofa.wordpress.com/2008/02/09/akuntansi-keuangan-dan-laporan/